Seiring berjalannya waktu dan banyak kejadian yang menimpa umat Islam, kata Dajjal sering diartikan dengan penafsiran yang beragam. Umat Islam yang mulai sedikit membaca hadits-hadit Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengartikan Dajjal dengan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits beliau. Di antar tafsiran Dajjal yang beragam tersebut yaitu ada yang menunjuk negara adidaya Amerika adalah Dajjal akhir zaman, karena negara ini banyak menjajah dan membunuh umat Islam. Ada yang mengatakan Dajjal adalah pemimpin-pemimpin yang zalim yang menindas rakyatnya. Ada yang mengatakan Sathya Sai Baba, seorang dukun di India. Bahkan ada yang mengatakan Dajjal adalah setan, bukan dari bangsa manusia. Dan banyak pengertian-pengertian lainnya yang tidak sesuai dengan penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Siapakah Dajjal?
Dajjal adalah seorang anak keturunan Adam (manusia). Ia memiliki ciri-ciri yang jelas, yang dengan mudah dapat dikenali oleh orang-orang yang beriman. Disebut Dajjal karena dia telah menutupi kebenaran dengan kebathilan, atau karena dia telah menutupi kekufurannya di hadapan manusia dengan kebohongan, juga perancuannya kepada mereka. Ada juga yang me-ngatakan bahwa dia menutupi perkara yang benar dengan jumlah pengikutnya yang banyak (Lisaanul Arab, 11/236-237).
Nabi ﷺ menerangkan sifat fisik Dajjal dalam banyak hadits. Dajjal adalah seorang yang masih muda, wajahnya merah, pendek, kakinya bengkok, rambutnya keriting, mata sebelah kanannya buta (menonjol keluar) bagaikan buah anggur yang mengapung, di atas mata kirinya ada daging tumbuh, tertulis di antara kedua matanya: ك ف ر /كافر (kafir) dapat dibaca oleh setiap mukmin yang bisa baca tulis dan yang tidak bisa baca tulis. Dan dia adalah seorang yang mandul tidak mempunyai anak.
Diriwayatkan dari Umar radhyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika aku sedang tidur, aku (bermimpi) melakukan thawaf di sekeliling Ka’bah….” (Kemudian beliau menuturkan bahwa beliau melihat Nabi Isa bin Maryam, lalu melihat Dajjal dan menyebutkan ciri fisiknya, beliau berkata), “Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki dengan badan yang besar, merah (kulitnya), rambutnya keriting, matanya buta sebelah, seolah-olah matanya adalah buah anggur yang menonjol.” Mereka (para Sahabat) berkata, “Orang yang paling mirip dengan Dajjal ini adalah Ibnu Quthn, seorang laki-laki dari Khuza’ah.” (Shahiihul al-Bukhari, kitab al-Fitan bab Dzikrud Dajjal 13/90, al-Fath).
Juga diriwayatkan dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak picek (buta sebelah), dan ketahuilah sesungguhnya al-Masih Dajjal adalah picek mata sebelah kanannya. Matanya bagaikan anggur yang menonjol.” (Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan, bab Dzikrud Dajjal, 13/90, al-Fath).
Dari an-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dia (Dajjal) adalah seorang pemuda, rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah aku sedang menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Quthn.” (Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Dzikrud Dajjal, 18/65, Syarh an-Nawawi).
Dalam hadits Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan, keriting, buta sebelah, mata yang terhapus tidak terlalu menonjol, tidak pula terlalu ke dalam, maka jika dia melakukan kerancuan (mengaku sebagai Rabb) kepadamu, maka ketahuilah sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah.” (Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (2/317-318, no. 2455).
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan sesungguhnya di antara dua matanya tertulis Kaafir.” (Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan, bab Dzikrud Dajjal, 13/91, al-Fath). Dalam satu riwayat disebutkan: “Kemudian beliau mengejanya kaaf faa’ raa’, setiap muslim dapat membacanya.” (Shahiih Muslim, kitab al-Fitan bab Dzikrud Dajjal, 18/59, Syarh an-Nawawi). Sementara dalam riwayat lain: “Setiap mukmin dapat membacanya, baik yang bisa menulis atau tidak.” (Shahiih Muslim, 18/61, Syarh an-Nawawi).
Keluarnya Dajjal
Dajjal akan muncul dari arah timur dari Khurasan (wilayah yang terletak di Iran timur) dengan diiringi 70.000 orang Yahudi Isfahan (sebuah kota di tengah Iran). Hal ini sebagaimana dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud.
Setelah itu, ia berjalan di muka bumi dengan cepat seperti hujan yang ditiup angin, ia masuk ke setiap negeri kecuali Mekah dan Madinah karena (kedua kota tersebut) dijaga para Malaikat. Ketika ia tidak dapat masuk Madinah, maka kota Madinah berguncang tiga kali, lalu keluarlah orang kafir dan munafik dari kota suci tersebut. Kaum munafik laki-laki dan perempuan (keluar) menuju Dajjal. Dalam riwayat lain dijelaskan, keluarlah orang munafiq laki-laki dan perempuan, dan fasiq laki-laki dan perempuan menuju Dajjal, itulah Yaumul Khalash (hari Pembebasan).
Dajjal berada di bumi selama 40 hari. Sehari seperti setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisa-nya seperti hari-hari biasa.
Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama dia tinggal di bumi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu pekan, dan selebihnya seperti hari-hari kamu sekarang.” Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, ketika sehari seperti setahun, cukuplah bagi kami kalau shalat hanya sehari?” Beliau menjawab, “Tidak, tetapi perkirakanlah sebagaimana hari biasanya.” (HR. Muslim). Dajjal akan menjadi cobaan terberat bagi manusia. Ia menunjukkan beberapa hal yang ajaib hingga banyak manusia terpedaya dan menerima pengakuannya sebagai Tuhan.
Terbunuhnya Dajjal
Sebagaimana takdirnya seorang makhluk, bukan Tuhan, Dajjal pun tidak kekal. Ia mengalami kematian. Nabi Isa ‘alaihissalam lah yang akan membunuhnya. Dari Abdullah bin Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam seperti Urwah bin Mas’ud, ia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah itu selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di antara dua orang pun. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam lalu tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan seberat biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya.” (HR. Muslim no. 2940).
Dalam riwayat Ahmad, dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Dajjal telah keluar dan saya masih hidup maka saya akan membela (menjaga) kalian, namun Dajjal keluar sesudahku. Sesungguhnya Rabb kalian ‘Azza wa Jalla tidaklah buta sebelah (bermata satu). Dajjal akan keluar bersama Yahudi Isfahan lalu datang ke Madinah. Ia berdiri di pinggir kota itu. Madinah saat itu memiliki tujuh pintu. Pada setiap pintu terdapat malaikat yang menjaga, lalu akan keluar (menemui) Dajjal sejelek-jelek penduduk Madinah hingga ke Syam tepat di Palestina di pintu Lud.” –Abu Daud berkata, “Hingga Dajjal datang (tiba) di Palestina di pintu Lud-. Kemudian Isa ‘alaihissalam turun dan membunuhnya. Setelah itu Isa ‘alaihissalam tinggal di bumi selama 40 tahun dan menjadi imam dan hakim yang adil.” (HR. Ahmad, 6/75. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya hasan).
Berlindung Dari Dajjal
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar umatnya memohon perlindungan dari Dajjal. Hal ini karena betapa berbahayanya Dajjal dan kemampuannya yang luar biasa dalam menipu manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada fitnah (cobaan) yang lebih besar dari fitnah Dajjal di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam. Tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan kepada umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan aku adalah Nabi yang paling terakhir dan kalian juga ummat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Dajjal akan muncul di tengah-tengah kalian.” (Dikeluarkan dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shoghir no. 13833. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Jika hari ini kita lihat orang-orang banyak terpedaya dengan banyak pemikiran menyimpang yang jelas-jelas menyimpang, seperti JIL, bagaimana pula dengan Dajjal? Tentu lebih banyak lagi orang yang akan tertipu dan terpedaya.
Di antara cara yang bisa melindungi kita dari fitnah al-Masih ad-Dajjal adalah meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Doa tersebut disunnahkan untuk dibaca pada tasyahud akhir, saat shalat, sebelum mengucapkan salam. Doa tersebut adalah : Allahumma inni a’udzubika min ‘adzaabil qobri wa min ‘adzaabi jahannam wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihiddajjaal. “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Penutup
Dari hadits-hadit Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, jelaslah bagi kita bahwa Dajjal bukanlah sebuah bentuk pemerintahan dan bukan pula negara tertentu. Kita wajib mengimani adanya Dajjal yang akan keluar nanti di akhir zaman sebagaimana yang telah disampaikan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mudah-mudahan Allah Ta’ala melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.
Penulis : Nurfitri Hadi, M.A (Almumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)
Murojaah : Ust. Afifi Abdul Wadud, BIS